Coba Background Image Coba Background Image

contoh hasil desainku dan penghibur lain-lain

contoh hasil desainku dan penghibur lain-lain
Powered By Blogger

Selasa, 16 Februari 2010

musuk boyolali

olala-selamat datang para saudara setanah air .





mau tahu tentang musuk , pergi ke sini www.asepkoi.blogspot.com

Rabu, 13 Januari 2010

musuk
daerah adem ayem pas ama logo "TERSENYUM" tertib elok rapi sehat nayman untuk masyarakat,itu semboyan kota boyolali.



Sejarah Berdiri Kabupaten Boyolali
Sejarah Asal mula nama BOYOLALI atau Bajul kesupen (kota susu,pepayane no.1 duriane manis-manis lan banyak lagi lah. menurut cerita serat Babad Pengging SeratMataram, nama Boyolali tak disebutkan. Demikian juga pada masaKerajaan Demak Bintoro maupun Kerajaan Pengging, nama Boyolali masih belum dikenal.SEJARAH Kota BOYOLALIAsal mula nama BOYOLALI menurut cerita serat Babad Pengging Serat Mataram, nama Boyolalitak disebutkan. Demikian juga pada masa Kerajaan Demak Bintoro maupun KerajaanPengging, nama Boyolali belum dikenal.Dalam Menurut legenda nama BOYOLALI berhubungan dengan ceritera Ki Ageng PandanArang (Bupati Semarang pada abad XVI. Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenaldengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutupmenggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutusuntuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam.Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemuirintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkananak dan istri ketika berada di sebuah hutan belantara beliau dirampok oleh tiga orangyang mengira beliau membawa harta benda ternyata dugaan itu keliru maka tempatinilah sekarang dikenal dengan nama SALATIGA. Perjalanan diteruskan hingga sampailahdisuatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilahsekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali.Dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, Ki Ageng Pandan Arang semakin meninggalkananak dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki Ageng Beristirahat di sebuah BatuBesar yang berada di tengah sungai. Dalam istirahatnya Ki Ageng Berucap “ BAYAWIS LALI WONG IKI” yang dalam bahasa Indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”.Dari kata Baya Wis Lali/ maka jadilah nama BOYOLALI. Batu besar yang berada diKali Pepe yang membelah kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat Ki AgengPandan Arang. Mungkin tak ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belumpernah ada meneliti tentang keberadaan batu ini.Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan PasarSunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini dulu adalahtempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Agengmengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekukmirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon,masyarakat disekitar Pasar Sunggingan menyebutnya mBah Dakon dan hinggasekarang batu ini dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang beranimengusiknya.nha itu asal mula nam kota boyolali "baya wis lali" sopane bajul kesupen dadi "mboyolali".eeeeeeet musuk juga ada ceritanya lho!!!!kecamatanku ki yo ndue sejarah..sing dowo,,,,,



Kecamatan Musuk
Peta lokasi Kecamatan Musuk
Provinsi
Jawa Tengah
Kabupaten
Boyolali
Camat
-
Luas
- km²
Jumlah penduduk
4722 (2000)[1]
- Kepadatan
- jiwa/km²
Desa/kelurahan
20




Kecamatan Musuk Jadi Sentra Wisata Durian


BOYOLALI—Kawasan Kecamatan Musuk, Boyolali rencananya dikembangkan menjadi sentra wisata durian. Salah satu faktor pendukung selain penghasil durian terbesar di Boyolali, di Musuk saat ini lebih dari 80 persen warga sudah memiliki pohon durian. “Kami melihat ada potensi besar yang bisa dikembangkan, salah satunya wisata durian,” ujar Camat Musuk, Noegraha pekan kemarin.Noegroho menerangkan, saat ini daerah Musuk masih dikenal sebagai sentra penghasil susu. Namun jika rencana wisata durian dapat terealisasi, maka tidak mustahil Musuk akan menjadi ikon durian Boyolali.Menurutnya, sedikitnya ada lima desa yang saat ini menjadi sentra produksi durian di Musuk, di antaranya yaitu Desa Dragan, Lampar, Karanganyar, Pagerjurang dan Desa Sukorejo. Selain itu, di beberapa desa lainnya seperti Jemowo dan Lanjaran juga banyak menghasilkan durian. Saat ini, baru Desa Karanganyar yang menurutnya sudah ada lokasi khusus, yakni sentra durian Montong. Selama ini durian-durian Musuk hanya dijual atau dikelola secara tradisional, yakni dijual melalui tengkulak atau pasar-pasar tradisional. Diharapkan, melalui rencana pengembangan potensi wisata, nantinya akan dikemas secara terpadu. Sehingga nilai ekonomis durian bagi warga akan lebih tinggi dibanding dengan dijual biasa melalui tengkulak.“Rata-rata di sini dari awal musim buah sudah ditebas, kami berharap nantinya nilai ekonomis bagi warga dapat lebih maksimal,” imbuh dia.Terkait dengan rencana tersebut, Noegroho mengatakan pihaknya akan melakukan kerja sama dengan instansi terkait, terutama terkait teknis pengembangan Musuk menjadi daerah tujuan wisata.Siswoko (50), warga Dukuh Sodong, Desa Pagerjurang, mengatakan rata-rata penduduk di desanya memiliki satu hingga tiga pohon durian. Selama ini durian-durian mereka dijual melalui tengkulak atau ke pasar. Dari dua pohon durian miliknya Siswoko mengaku pernah mengantongi untung hingga Rp 1,8 juta saat musim durian.“Rata-rata untuk satu pohon durian ukuran kecil bisa berbuah hingga 70-an durian, kalau pohon yang besar bisa mencapai 150 buah durian,” terang Siswoko.Namun, masih banyak warga meskipun memiliki banyak pohon durian, tetapi hasilnya tidak dijual, melainkan untuk dikonsumsi sendiri. Mardoyo (55), warga Gatakrejo Desa Sukorejo misalnya, buah durian dari kebunnya tidak dijual tetapi untuk sanak keluarga saja